PROSES PENYEMBUHAN LUKA KHITAN
Proses penyembuhan luka melalui
3 fase atau 3 tahap yaitu :
1. Fase Inflamasi Fase
inflamasi ini akan berlangsung sejak terjadinya luka sampai kira – kira hari
kelima. Pembuluh darah yang terputus pada luka yang diderita tersebut akan
menyebabkan perdarahan dan tubuh dalam hal ini akan berusaha menghentikannya
dengan cara vasokonstriksi, pengerutan ujung pembuluh yang putus (retraksi),
dan reaksi hemostasis. Hemostasis terjadi karena trombosit yang keluar dari
pembuluh darah saling melengket, dan bersama dengan jala fibrin yang terbentuk
membekukan darah yang keluar dari pembuluh darah. Sementara itu terjadi reaksi
inflamasi. Sel mast dalam jaringan ikat menghasilkan serotonin dan histamine
yang meningkatkan permeabilitas kapiler sehingga terjadi eksudasi cairan,
penyebukan sel radang, disertai vasodilatasi setempat yang menyebabkan udem dan
pembengkakan. Tanda dan gejala klinik reaksi radang menjadi jelas berupa warna
kemerahan karena kapiler melebar (rubor), suhu hangat (kalor), rasa nyeri
(dolor), dan pembengkakan (tumor). Aktifitas seluler yang terjadi adalah
pergerakan leukosit menembus dinding pembuluh darah (diapedesis) menuju luka
karena daya kemotaksis. Leukosit mengeluarkan enzim hidrolitik yang membantu
mencerna bakteri dan kotoran luka. Limfosit dan monosit yang kemudian muncul
ikut menghancurkan dan memakan kotoran luka dan bakteri (fagositosis). Fase ini
disebut juga fase lamban karena reaksi pembentukan kolagen baru sedikit dan
luka hanya dipertautkan oleh fibrin yang amat lemah.
2. Fase Proliferasi. Fase
proliferasi disebut juga fase fibroplasia karena yang menonjol adalah proses
proliferasi fibroblast. Fase ini berlangsung dari akhir fase inflamasi sampai
kira – kira akhir minggu ketiga. Fibroblast berasal dari sel mesenkim yang
belum berdiferensiasi, menghasilkan mukopolisakarida, asama aminoglisin, dan
prolin yang merupakan bahan dasar kolagen serat yang akan mempertautkan tepi
luka. Pada fase ini serat dibentuk dan dihancurkan kembali untuk penyesuaian
diri dengan tegangan pada luka yang cenderung mengerut. Sifat ini, bersama
dengan sifat kontraktil miofibroblast, menyebabkan tarikan pada tepi luka. Pada
akhir fase ini kekuatan regangan luka mencapai 25% jaringan normal. Nantinya,
dalam proses penyudahan kekuatan serat kolagen bertambah karena ikatan
intramolekul dan antar molekul. Pada fase fibroplasia ini, luka dipenuhi sel
radang, fibroblast, dan kolagen, membentuk jaringan berwarna kemerahan dengan
permukaan yang berbenjol halus yang disebut jaringan granulasi. Epitel tepi
luka yang terdiri dari sel basal terlepas dari dasarnya dan berpindah mengisi
permukaan luka. Tempatnya kemudian diisi oleh sel baru yang terbentuk dari
proses mitosis. Proses migrasi hanya bisa terjadi ke arah yang lebih rendah
atau datar, sebab epitel tak dapat bermigrasi ke arah yang lebih tinggi. Proses
ini baru berhenti setelah epitel saling menyentuh dan menutup seluruh permukaan
luka. Dengan tertutupnya permukaan luka, proses fibroplasia dengan pembentukan
jaringan granulasi juga akan berhenti dan mulailah proses pematangan dalam fase
penyudahan.
3. Fase Penyudahan
(Remodelling). Pada fase ini terjadi proses pematangan yang terdiri dari
penyerapan kembali jaringan yang berlebih, pengerutan sesuai dengan gaya
gravitasi, dan akhirnya perupaan kembali jaringan yang baru terbentuk. Fase ini
dapat berlangsung berbulan – bulan dan dinyatakan berkahir kalau semua tanda
radang sudah lenyap. Tubuh berusaha menormalkan kembali semua yang menjadi
abnormal karena proses penyembuhan. Odema dan sel radang diserap, sel muda
menjadi matang, kapiler baru menutup dan diserap kembali, kolagen yang berlebih
diserap dan sisanya mengerut sesuai dengan regangan yang ada. Selama proses ini
dihasilkan jaringan parut yang pucat, tipis, dan lemas serta mudah digerakkan dari
dasar. Terlihat pengerutan maksimal pada luka. Pada akhir fase ini, perupaan
luka kulit mampu menahan regangan kira – kira 80% kemampuan kulit normal. Hal
ini tercapai kira – kira 3-6 bulan setelah penyembuhan.
Demikian pula hal yang
terjadi pada luka pasca khitan, pada hari ke lima secara makroskopik tampak
sudah kering tetapi kalau dilihat secara mikroskopik sebenarnya penyembuhan
luka itu masih berproses. Jadi wajar bila klinik kami menyatakan Insa Alloh dalam
5-7 hari luka sudah kering, namun jangan salah proses penyembuhan luka yang
sebenarnya adalah sampai 28 hari.
Hal –hal yang dapat kami
lakukan untuk mempercepat luka pasca khitan diantaranya adalah : penggunaan
alat- alat yang steri, penggunaan antiseptic dan obat antibiotic dan yang tidak
kalah pentingnya adalah pemotongan dan penjahitan luka seakurat mungkin
sehingga remodellingnya tidak memakan waktu yang terlalu lama.
Comments
Post a Comment